- Pemahaman Konseptual : Pendekatan Dan Pengertian .
Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah: berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif .
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman diri pribadi ini.
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda (multiple selves).
Pendekatan-pendekatan dalam keilmuan
Menurut Littlejohn dalam buku Theories of Human Communications, 1989 , Pendekatan-pendekatan keilmuan dalam masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya, dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok atau aliran pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan SCIENTIFIC (ilmiah empiris) .
Pendekatan ini menekankan pentingnya objektivitas yang didasarkan atas standarisasi observasi dan konsistensi yang lazim dipergunakan dalam ilmu-ilmu eksakta (fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll). Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur. Metode dengan penelitian yg sama akan menghasilkan temuan yg sama, ini merupakan hakikat
dari objektivitas dalam konteks standarisasi observasi dan konsistensi. Kelompok ini juga membuat pemisahan yang tegas antara know (objek atau hal yang ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku atau pengamat). Metode yg lazim dilakukan adalah eksperimen (peneliti secara sengaja melakukan percobaan terhadap objek yg ditelitinya) yang tujuan penelitiannya diarahkan pada upaya mengukur ada tidaknya pengaruh atau hubungan sebab akibat diantara dua variable atau lebih dengan mengontrol pengaruh dari variable lain.
Pendekatan ini menekankan pentingnya objektivitas yang didasarkan atas standarisasi observasi dan konsistensi yang lazim dipergunakan dalam ilmu-ilmu eksakta (fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll). Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur. Metode dengan penelitian yg sama akan menghasilkan temuan yg sama, ini merupakan hakikat
dari objektivitas dalam konteks standarisasi observasi dan konsistensi. Kelompok ini juga membuat pemisahan yang tegas antara know (objek atau hal yang ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku atau pengamat). Metode yg lazim dilakukan adalah eksperimen (peneliti secara sengaja melakukan percobaan terhadap objek yg ditelitinya) yang tujuan penelitiannya diarahkan pada upaya mengukur ada tidaknya pengaruh atau hubungan sebab akibat diantara dua variable atau lebih dengan mengontrol pengaruh dari variable lain.
2. Pendekatan HUMANISTIC (humaniora interpretatif) .
Pendekatan ini mengasosiasikan ilmu dengan prinsip “subjektivitas” yang lazim dipergunakan dalam ilmu-ilmu yang mempelajari sejarah, kebudayaan, sistem nilai, keseniandan pengalaman pribadi. Ilmu menurut kelompok ini merupakan suatu hasil interpretasi subjektif yang berada dalam diri peneliti (in here).
Menurut aliran ini, pihak peneliti (knower) tidak bleh memisahkan diri dari objek yang ditelitinya (known). Metode yg lazim digunakan adalah partisipasi observasi (si peneliti membaur dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan dari orang-orang yg ditelitinya dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-orang yg
ditelitinya tsb.—misal: bergaul).
Pendekatan ini mengasosiasikan ilmu dengan prinsip “subjektivitas” yang lazim dipergunakan dalam ilmu-ilmu yang mempelajari sejarah, kebudayaan, sistem nilai, keseniandan pengalaman pribadi. Ilmu menurut kelompok ini merupakan suatu hasil interpretasi subjektif yang berada dalam diri peneliti (in here).
Menurut aliran ini, pihak peneliti (knower) tidak bleh memisahkan diri dari objek yang ditelitinya (known). Metode yg lazim digunakan adalah partisipasi observasi (si peneliti membaur dan melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan dari orang-orang yg ditelitinya dalam mengamati sikap dan perilaku dari orang-orang yg
ditelitinya tsb.—misal: bergaul).
- Pendekatan SCIENTIFIC
Ilmu bertujuan utk menstandarisasikan observasi. Tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaanperbedaan pandangan tentang hasil
pengamatan. Ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada disana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Perhatian difokuskan pada dunia hasil penemuan (discovered world). Berupaya memperoleh “consensus”. Membuat pemisahan yang tegas antara known dan knower.
- Pendekatan HUMANISTIC
Mengutamakan kreatifitas individual. Ilmu bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil subjectif individual. Ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada disini (in here), yaitu dalam diri (pemikiran, interpretasi) pengamat/peneliti. Perhatian dititikberatkan pada dunia para penemunya (discovering person).
mengutamakan interpretasi-interpretasi alternative. Cenderung tidak memisahkan antara kedua hal tsb.
3. Pendekatan SOCIAL SCIENCES (ilmu-ilmu sosial) .
Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan Scientific dan Humanistic yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan sosial termasuk ilmu komunikasi yang lazim diterapkan untuk mengkaji persoalan yang menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayan sejaran dan pengalaman pribadi, yang terbagi menjadi:
a. ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science), menekankan
pengkajian pada tingkah laku individual manusia
b. ilmu pengetahuan sosial (social science), menekankan kajian pada interaksi antar manusia.
Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan Scientific dan Humanistic yang diterapkan dalam ilmu pengetahuan sosial termasuk ilmu komunikasi yang lazim diterapkan untuk mengkaji persoalan yang menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayan sejaran dan pengalaman pribadi, yang terbagi menjadi:
a. ilmu pengetahuan tingkah laku (behavioral science), menekankan
pengkajian pada tingkah laku individual manusia
b. ilmu pengetahuan sosial (social science), menekankan kajian pada interaksi antar manusia.
- Teori Komunikasi
Ilmu komunikasi (Berger dan Chaffee dalam bukuHandbook of Communication Science, 1987), adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Ciri-ciri:
1. Ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yg disandarkan pd logika .
1. Ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yg disandarkan pd logika .
2. Ilmu hrs teroganisasikan secara sitematik .
3. Ilmu hrs berlaku umum .
3. Ilmu hrs berlaku umum .
- Teori komunikasi menunjuk pada konseptualisasi atau penjelasan logis mengenai fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia. Ciri-ciri: (1) abstraksi, sifatnya terbatas (2) semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia.
- Menurut (Littlejohn, 1987): Penjelasan dalam teori didasarkan atas 3 (tiga) prinsip keperluan—theprinciple of necessity, yaitu suatu penjelasan yang menerangkan variable2 apa yang kemungkinan diperlukan untuk menghasilkan sesuatu:
1. keperluan kausal, berdasarkan asas hubungan sebab akibat.
2. keperluan praktis, menunjuk pada kondisi hubungan tindakan- konsekuensi.
3. keperluan logis, berdasarkan asas konsistensi logis.
-Berdasarkan fokusnya, penjelasan dalam teori terdiri atas dua kategori:
1. Person centered, penjelasan yg memfokuskan pd orang/pelaku menunjuk pd faktor2 internal yg ada dalam diri seseorang (pelaku).
2. Situation centered, penjelasan yg memfokuskan pada situasi menunjuk pd faktor2 eksternal.
-Sifat dan tujuan teori menurut Abraham Kaplan (1964): bukan semata utk menemukan fakta yg tersembunyi, tapi juga suatu cara utk melihat fakta, mengorganisasikan serta mempresentasikan fakta tsb.
1. keperluan kausal, berdasarkan asas hubungan sebab akibat.
2. keperluan praktis, menunjuk pada kondisi hubungan tindakan- konsekuensi.
3. keperluan logis, berdasarkan asas konsistensi logis.
-Berdasarkan fokusnya, penjelasan dalam teori terdiri atas dua kategori:
1. Person centered, penjelasan yg memfokuskan pd orang/pelaku menunjuk pd faktor2 internal yg ada dalam diri seseorang (pelaku).
2. Situation centered, penjelasan yg memfokuskan pada situasi menunjuk pd faktor2 eksternal.
-Sifat dan tujuan teori menurut Abraham Kaplan (1964): bukan semata utk menemukan fakta yg tersembunyi, tapi juga suatu cara utk melihat fakta, mengorganisasikan serta mempresentasikan fakta tsb.
(Littlejohn): Secara umum teori punya 9 fungsi:
1. mengorganisasikan dan menyimpulkan .Bahwa dalam mengamati realitas, tidak boleh dilakukan sepotong2. Pola dan hubungan hrs dpt dicari dan ditemukan dimana pengetahuan kita ttg hal tsb kemudian diorganisasikan dan disimpulkan yg hasilnya berupa teori yg dpt dipakai sebagai rujukan dikemudian hari. Contoh: studi kasus.
2. memfokuskan .Hal atau aspek dari suatu objek yg diamati harus jelas fokusnya.
3. menjelaskan .Teori hrs mampu membuat suatu penjelasan ttg hal yg diamatinya, bukan saja utk memahami pola, hubungan tp juga menginterpretasikan peristiwa tertentu.
4. mengamati . Teori tdk saja menjelaskan ttg apa yg sebaiknya diamati tp juga memberikan petunjuk bgmana cara mengamatinya, artinya ada konsep operasional yg bisa dijadikan patokan.
5. membuat prediksi
6. heuristic .Teori yg diciptakan dpt merangsang timbulnya upaya penelitian selantjutnya, jadi
konsep hrs jelas utk dijadikan pegangan.
7. komunikasi .Teori hrs dpt dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka thd kritikan utk penyempurnaan.
8. control/mengawasi .Teori dapat berfungsi sbg sarana pengendali atai pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.
9. generatif .Teori berfungsi sebagai sarana perubahan sosial dan cultural serta sarana untuk menciptakan pola dan kehidupan yg baru.
- Empat Perspektif dalam Ilmu Komunikasi .
1. Covering laws (hukum) .
Berlandaskan pada prinsip “sebab-akibat”, atau hubungan kausal yg diperkenalkan oleh Dray, dimana asas dasarnya: (1) teori berisikan penjelasan yg berlaku umum (2) penjelasan teori berdasarkan analisis keberaturan.
Penjelasan covering laws menurut Hempel:
1. Deductive-Nomological, yg terbagi (a) objek penjelasan (b) subjek penjelasan.
2. Deductive-Statistical, hukum ini mendasar pd kemungkinan dalam statistic dimana objek penjelasan hrs didukung oleh hukum statistic sbg bagian dari subjek penjelasan.
3. Inductive-Statistical, hukum ini jg mendasar pd prinsip probabilitas dalam statistic dimana subjek penjelasan dijadikan pendukung induktif utk menerangkan objek penjelasan.
Penjelasan covering laws menurut Hempel:
1. Deductive-Nomological, yg terbagi (a) objek penjelasan (b) subjek penjelasan.
2. Deductive-Statistical, hukum ini mendasar pd kemungkinan dalam statistic dimana objek penjelasan hrs didukung oleh hukum statistic sbg bagian dari subjek penjelasan.
3. Inductive-Statistical, hukum ini jg mendasar pd prinsip probabilitas dalam statistic dimana subjek penjelasan dijadikan pendukung induktif utk menerangkan objek penjelasan.
Keterbatasan Covering Laws, dalam konteks ilmu sosial:
1. Keberlakuan prinsip universalitas bersifat relative.
2. Formula statistic sulit diterapkan dalam mengamati tingkah laku manusia yg pd dasarnya suka berubah2 dan sulit diterka.
3. Manusia dalam kehidupannya jg terikat oleh ikatan2 kultur spesifik.
4. Kehidupan manusia penuh keragaman dan kompleks.
5. Sifat kehidupan manusia bisa berubah2.
6. Analisis covering laws terlalu statistic, belum tentu sesuai realitas.
1. Keberlakuan prinsip universalitas bersifat relative.
2. Formula statistic sulit diterapkan dalam mengamati tingkah laku manusia yg pd dasarnya suka berubah2 dan sulit diterka.
3. Manusia dalam kehidupannya jg terikat oleh ikatan2 kultur spesifik.
4. Kehidupan manusia penuh keragaman dan kompleks.
5. Sifat kehidupan manusia bisa berubah2.
6. Analisis covering laws terlalu statistic, belum tentu sesuai realitas.
2. Rules (aturan) theories.
Berlandaskan prinsip praktis bhw manusia aktif memilih dan mengubah aturan yg menyangkut kehidupannya.
Ciri2: (1) merefleksikan fungsi2 perilaku dan kognitif yg kompleks dari kehidupan manusia. (2) aturan menunjukkan sifat2 keberaturan yg berbeda dari sebab akibat.
Berlandaskan prinsip praktis bhw manusia aktif memilih dan mengubah aturan yg menyangkut kehidupannya.
Ciri2: (1) merefleksikan fungsi2 perilaku dan kognitif yg kompleks dari kehidupan manusia. (2) aturan menunjukkan sifat2 keberaturan yg berbeda dari sebab akibat.
Tujuh kelompok pemikiran Teori Aturan:
1. Fokus pd pengamatan tingkah laku sebagai aturan
2. Mengamati tingkah laku yg menjadi kebiasaan.
3. Aturan yg menentukan tingkah laku
4. Mengamati aturan yg menyesuaikan diri dg tingkah laku
5. Fokus pd aturan yg menerapkan tingkah laku
7. Memperhatikan tingkah laku yg merefleksikan aturan.
Penerapan Teori Aturan dalam Komunikasi Antarpribadi:
1. Tindakan2 yg bersifat gabungan, kombinasi dan asosiasi merupakan ciri2perilaku manusia.
2. Tindakan2 diatas disampaikan melalui pertukaran informasi simbolis.
3. Penyampaian informasi simbolis menuntut adanya interaksi antar sumber,pesan, dan penerima sesuai aturan komunikasi yg disepakati.
4. Aturan2 komunikasi ini mencakup pola2 umum dan khusus.
3. Systems theories (teori sistem).
Perpektif ini mempunyai ciri:
1. sistem adalah suatu keseluruhan yg terdiri atas bagian/unsur dg karakteristik masing2.
2. sistem berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah.
3. sistem hadir sbg reaksi atas lingkungan.
4. sistem merupakan koordinasi dan hierarki.